Dengandemikian -kaum muslimin yang dirahmati Allah, jamaah shalat Idul Adha yang berbahagia- kita Subhanahu harus memiliki fokus dan semangat yang ekstra a wa Ta'ala, berjumpa dengan-Nya, memandang wajah-Nya, Dzat yang menciptakan kita dan kita sembah seumur hidup kita. 6 / 10. Khotbah Jumat - Khutbah Jum'at Terbaik Kumpulan materi khutbah
Teks Singkat Khutbah Idul Adha yang Menggetarkan JiwaKhutbah Iاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. الله أكبر كبيرا و الحمد لله كثيرا و سبحان الله بكرة و أصيلا، الله أكبر ما تحرك متحرك و ارتج، و لبى محرم و عج، و قصد الحرم من كل فج, وأقيمت لله في هذه الأيام مناسك الحج، الله أكبر ما نحرت بمنى النحائر، وعظمت لله الشعائر، وسار إلى الجمارات سائر، وطاف بالبيت العتيق زائر، الله أكبر إذا أفاضوا لزيارة الطواف مكبرين، وللسعي بين الصفا و المروة مهرولين، وللحجر الأسود مستلمين و مقبلين، ومن ماء زمزم شاربين و متطهرين. الله أكبر سبحان ذي الملك و الملكوت، سبحان ذي العزة و الجبروت، سبحان الحي الذي لا يموت، سبحان ربك رب العزة عما يصفون. وسلام على المرسلين و الحمد لله رب العالمين أحمد الله حمد من وفقه فعرفه، وأشكر الله على ادراك ذي الحجة ويوم عرفة. واشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن سيدنا محمدا عبده و رسوله نبي أرسله الله بالرحمة و الرأفة. اللهم صل وسلم وبارك على محمد و على اله و أصحابه اولى التقوى و المعرفة وسلم تسليما كثيرا أيها الناس اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون. قالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ الكَرِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَSaudara-saudara kaum Muslimin hafidhakumullah,Gemuruh takbir, tahmid dan tasbih sejak kemarin sore menggetarkan hati setiap jiwa yang beriman dan takut kepada Allah SWT. Seluruh kaum Muslimin tanpa terkecuali, mulai anak-anak hingga orang tua, laki-laki maupun perempuan, yang sehat maupun yang sakit, baik sendiri-sendiri maupun berjamaah, baik berdiri, duduk ataupun tiduran, mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid. Bahkan bebatuan, tumbuhan dan seluruh alam raya mengumandangkan takbir untuk menghidupkan sunah Rasulullah SAWdengan mengagungkan dan mensucikan asma Allah kaum Muslimin yang berbahagia,Kalimat takbir adalah lafadh yang sangat agung. Islam telah mengajarkan takbir kepada kita agar senantiasa mengagungkan asma Allah SWT. Saat adzan kita mengumandangkan takbir, saat iqamah kita melafalkan takbir, saat membuka shalat kita mengucapkan takbir, saat bayi lahir kita tiupkan kalimat takbir pada kedua telinganya, saat menyembelih hewan kita membaca takbir, bahkan saat di medan laga kita juga memekikkan suara kita membaca takbir Allahu akbar, maka kita tanamkan keyakinan dalam hati bahwa hanya Allah yang memiliki keagungan dan kebesaran. Sungguh hanya Allah yang Mahabesar dan Mahaagung, sedangkan selain Allah adalah kecil dan lemah. Segala hal yang sering kita bangga-banggakan, berupa kekayaan harta, mobil mewah, rumah megah, kedudukan dan pangkat yang tinggi, semuanya adalah kecil dan tidak berarti apa-apa dihadapan Allah SWT. betapa banyak orang kaya jatuh miskin mendadak, betapa banyak orang memiliki pangkat dan kedudukan diturunkan dari jabatannya dan menjadi orang biasa. Kedudukan akan hilang, kekayaan akan sirna dan kecantikan pun akan habis. Dan hanya Allah SWT yang tetap maha Agung demikian lafadh takbir yang mengandung kemuliaan dan kebesaran tersebut, mulai sering digunakan dan diucapakan dengan sembarangan. Kadang lafadh yang agung tersebut diteriakan ketika demo anarkis, sambil merusak fasilitas umum, melempar batu dan dengan mengganggu orang orang lain, bersamaan dengan itu mereka bertakbir. Apakah pantas kebesaran lafadh takbir tersebut diucapkan bersamaan dengan mengganggu orang lain dan merusak. Tentu أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ و للهِ الحَمْدHadirin yang dimuliakan Allah bulan Dzulhijjah ada dua gambaran bagi umat Islam. Bagi yang dipanggil Allah ke Tanah Suci, mereka sibuk dengan rangkaian ritual ibadah haji, mulai wukuf di Arah, mabit di Muzdalifah, Mina hingga tawaf ifhadah. Sedangkan umat Islam yang lain termasuk kita, kita sibuk dengan ibadah puasa arafah, sedekah dan perayaan Idul adha serta memotong kurban setelah ini adalah hari yang sangat mulia. Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim diceritakan; ketika Rasulullah berkhutbah id, tiba-tiba beliau bertanya,“Hai, bulan apa sekarang?” “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu?” jawab para sahabat. Nabi SAWdiam beberapa saat sehingga para sahabat menduga-duga, jangan-jangan beliau akan menyebut nama yang bukan nama sebenarnya. “Tidakkah ini bulan Dzulhijjah?” tanya beliau memecah kesunyian.” “Ya,” jawab sahabat.“Negeri apa ini?” beliau bertanya lagi. “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu?” jawab sahabat. Beliau diam sehingga para sahabat mengira beliau akan menyebut nama yang bukan nama sebenarnya dari negeri dimaksud. Ternyata tidak. “Bukankah ini negeri haram mulia?” kata beliau. “Ya,” jawab sahabat.“Hari apakah ini?” beliau bertanya untuk ketiga kali.“Allah dan Rasul-Nya lebih tahu?” para sahabat menjawab. Lagi-lagi beliau diam agak lama. Lagi-lagi para sahabat menyangka beliau memelesetkan nama hari itu. Tetapi tidak. “Tidakkah ini hari penyembelihan kurban?” tandas beliau. “Ya,” jawab para sahabat. Beliau bersabda, “Sungguh darah, harta dan kehormatan kalian adalah barang terlarang untuk dilanggar bagi kalian sebagaimana terlarangnya baca mulianya hari kalian ini, di negeri kalian ini dan di bulan kalian ini. Sungguh kalian bakal menghadap pada Tuhan kalian, lalu Dia akan menanyai kalian mengenai amal perbuatan kalian.” HR Al-Bukhari dan MuslimIdul Adha benar-benar hari yang besar. Ini bukan hari biasa, seperti hari-hari lainnya. Coba rasakan kebesarannya, kewibawaannya, kemuliaannya, demikian kira-kira Nabi SAW menganjurkan pada hari itu mestinya membawa dampak pada perilaku kita. Merasakan kebesarannya mendorong kita tertunduk malu di hadapan Allah atas pelanggaran-pelanggaran yang kita lakukan selama sekarang, tampaknya, kebesaran dan kemuliaan hari seolah tak berbekas di hati kita. Kita semakin tidak merasakan kebesarannya. Mungkin kita melakukan ritual rutin pada hari itu dengan melakukan shalat Idul Adha dan berkurban. Namun selebihnya, kita tidak merasakan apa-apa. Yang melanggar larangan tetap saja melanggar larangan. Yang mengabaikan perintah tetap saja tak peduli dengan perintah selama ini biasa mengambil hak milik orang lain secara tidak sah entah dengan mencuri, menipu, korupsi dan semacamnya tetap saja melakukan hal itu meski telah melewati hari nan besar itu. Yang biasa menindas orang lain, melecehkan kehormatan orang lain, tetap saja melanjutkan kebiasaannya, meski telah melewati hari nan Adha menjadi hambar bagi kita. Idul Adha menjadi tak banyak berarti bagi kita. Yang mencaci tetap mencaci karena merasa lebih hebat dan lebih baik. Padahal Allah yang lebih segalanya. Apalagi menjelang pemilu, semakin ramai cacian, makian dan hinaan antarsesama Muslim, hanya karena beda pilihan. Padahal Rasul mengingatkan bahwa sesama Muslim adalah mulia. Kenapa justru kita sendiri yang saling caci dan menghujat?ُاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ و للهِ الحَمْدSaudara-saudara kaum Muslimin yang kurban merupakan ibadah yang diperintahkan Allah sejak jaman Nabi Adam AS. Bahkan setiap Nabi yang diutus Allah SWT memiliki perintah kurban. Ibadah kurban yang diikuti Nabi Muhammad SAWtidak terlepas dari peristiwa historis Nabi Ibrahim As. Rasulullah SAW. Suatu saat ditanya oleh sahabatnya mengenai apa udlhiyah penyembelihan kurban itu? Beliau menegaskanهذه سنّة أبيكم إبراهيمini adalah sunnah bapakmu, Nabi Ibrahim As.Nabi Ibrahim As hidup pada abad 18 SM. Masa persimpangan jalan pikiran umat manusia tentang kurban-kurban manusia yang dipersembahkan kepada dewa-dewa atau tuhan-tuhan mereka, sementara perintah Allah SWT. kepada Nabiyullah Ibrahim As untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail lantaran diilhami dari suatu ru’yah mimpi sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran As-Shaaffat 102فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ“Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkan apa pendapatmu!” Ia Ismail menjawab “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar”.Hadirin....Setiap individu yang mengaku beriman pasti akan diuji oleh allah SWT. Sebagai bapak akan diuji, sebagai Ibu dan istri akan diuji dan juga sebagai anak juga akan diuji. Ujian tersebut untuk membuktikan kebenaran iman kepada Allah mufassir menyatakan, perintah Allah SWT kepada Ibrahim agar menyembelih putranya sendiri hendak menyampaikan pesan kepada kita, bahwa betapapun besarnya cinta seseorang kepada anak atau apapun yang dimiliki, bukanlah sesuatu yang berarti bila Allah menghendakinya. Ridlo dan mahabbah Allahlah yang sejatinya yang paling berarti dalam hidup juga dalam akhir kisah tersebut, Allah SWT memberikan pengganti seekor domba besar atas keberhasilan Ibrahim dan Ismail dalam melaksanakan perintah dan ujian yang amat berat itu, seperti diungkap Al-Quran As-Shaaffat 107وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ“Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”. Selain sebagai bukti keimanan kepada Allah SWT dengan mengorbankan apapun jika memang diperintahkan, maka peristiwa Nabi Ibrahim as, juga mengandung ibrah pelajaran bahwa Allah SWT menjunjung tinggi harkat, martabat dan jiwa manusia, sehingga sama sekali tidak memperkenankan manusia dijadikan kurban penyembelihan atau pembantaian serta sebagai tumbal apapun yang pada akhirnya mengakibatkan pertumpahan darah atau melayangnya nyawa manusia. Karena itu, Islam tidak pernah mentolerir terjadinya kekerasan, kebrutalan, dan penindasan dalam bentuk apapun yang mengakibatkan pertumpahan darah dan penderitaan umat manusia. Ia dengan tegas mengharamkan dan mengutuk perbuatan bunuh diri, membunuh sesama atau membuat kerusakan apapun di muka bumi ini. Intinya kejahatan kemanusiaan maupun kejahatan lingkungan secara tegas dilarang Al-Qur’ menangkap pesan dan ibrah dari peristiwa besar yang tidak ada duanya dan tidak akan terulang kedua kalinya dalam sejarah umat manusia itu, dapat disinyalir bahwa Muslim sejati adalah yang memiliki kecintaan dan kepatuhan mutlak kepada Allah SWT melebihi kecintaannya kepada siapapun dan apapun. Perjuangan Nabi Ibrahim As dan putranya, Nabi Ismail As hendaknya juga dapat dijadikan sarana introspeksi diri atas ketaatan kita, untuk selanjutnya ritualitas kurban diharapkan mampu membentuk karakter kepribadian kita sebagai manusia yang peka terhadap lingkungan dan masyarakat sekeliling kita, sebagai manusia yang gemar berkorban dan mengulurkan tangan kepada mereka yang lemah dan yang أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ و للهِ الحَمْدSaudara-saudara kaum Muslimin yang dimuliakan perlu kita perhatikan dalam Ibadah Kurban adalah makna kurban yang mengandung nilai pengorbanan. Kurban, yang kita niatkan untuk Allah dan hanya ingin mendapatkan ridha Allah bukan hanya memotong kambing atau sapi pada hari raya Idul Adha saja. Ajaran mengorbankan kambing atau sapi dan dagingnya untuk dibagikan kepada orang miskin hanyalah sarana latihan dan pengingat saja. Pengorbanan jiwa, raga dan harta harus dilakukan setiap saat, untuk membuktikan derajat ketaqwaan dan keimanan lagi pada saat ini, banyak bencana dan musibah melanda bangsa kita. Kekeringan, kapal tenggelam, angin topan, wabah penyakit hingga kebakaran atau gedung yang runtuh. Di sinilah saat pengujian keimanan kita, seberapa besar ketaqwaan dan keimanan kita kepada Allah. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk berkorban dengan segala yang kita miliki demi kebahagiaan mereka yang terkena bencana. Bukan hanya kambing atau sapi saja yang harus dikurbankan, namun juga kekayaan lainnya, baik uang, makanan, pakaian bahkan tenaga kita harus juga kita kurbankan demi mencapai ketaqwaan dan keimanan yang harus menata kembali keimanan, membina negara, umat dan bangsa. Kita harus bersatu dan berdamai dengan sesama saudara kita. Karena kita semua kaum Muslimin di seluruh dunia sedang dijajah orang-orang Barat. Kaum Muslimin sedang diinjak-injak dan sedang dalam kesengsaraan. Hal ini disebabkan perpecahan dan permusuhan diantara Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,Tepatlah apabila perayaan Idul Adha digunakan menggugah semangat kita untuk berkorban bagi negeri kita tercinta yang saat ini sedang dirundung kesusahan. Krisis moral yang terus menggerogoti, beban ekonomi masyarakat yang semakin berat, dan kulitas pendidikan di negeri kita yang belum hebat, narkoba merajalela dan kenakalan remaja di kondisi seperti ini sebenarnya kita banyak berharap dan mendoakan mudah-mudahan para pemimpin kita, elit-elit kita, dalam berjuang tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya, tapi untuk kepentingan bangsa dan negara. Pengorbanan untuk kepentingan orang banyak tidaklah mudah, berjuang dalam rangka mensejahterahkan umat memang memerlukan keterlibatan semua pihak. Semoga kita semua mampu menjadi orang yang bertakwa yang sanggup berkorban demi kemajuan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah kita untuk rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara amiin 3x ya robbal semoga ibadah kurban kita diterima Allah SWT, dikuatkan iman kita, semoga Allah senantiasa menjaga kita semua, anak-anak kita, keluarga kita, saudara-saudara kita, tetangga-tetangga kita dari musibah dan bencana dan semoga kita semua diberi rezeki yang membawa berkah untuk beribadah kepada Allah صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ . و الحمد لله رب العالمين. اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهم“Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, Muslimin dan Muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu ﷺ, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang haq jadikanlah kami termasuk dari mereka.”اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ“Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama adalah benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi setiap kebaikan. Jadikanlah kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan.”اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.”اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين“Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.”اللهم عذِّبِ الكَفَرَةَ الذين يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ ويُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ ويُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَك“Ya Allah siksalah orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustai rasul-rasul-Mu, membunuh kekasih-kekasih-Mu.”اللهم فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا عَلَى كلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ العالمين“Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.”اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ“Ya Allah, berilah kesabaran kepada kami atas kebenaran, keteguhan dalam menjalankan perintah, akhir kesudahan yang baik dan afiyah dari setiap musibah, bebas dari segala dosa, keuntungan dari setiap kebaikan, keberhasilah dengan surga dan selamat dari api neraka, wahai dzat yang Maha Pengasih.”بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمKhutbah IIاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Dampakyang diharapkan setelah orang merasa akan dosa dan kesalahannya, pada tingkah laku dan meningkatnya amal ibadah. Kalimat doa muhasabah di bawah dapat anda sampaikan untuk siapa saja termasuk saat menjelang akhir ramadhan, momen bulan puasa, khutbah idul fitri lebaran, momen pelepasan siswa sekolah SMA, pelajar ataupun karyawan dan di berbagai kegiatan lain sebagainya.
- Simak 4 contoh khutbah yang dibaca setelah melaksanakan Sholat Idul Adha 2022. Contoh khutbah Idul Adha 2022 ini tersedia berbagai tema, mulai keutamaan berkurban hingga meneladani Nabi Ibrahim AS. Berikut 4 contoh khutbah Idul Adha 2022 dikutip dari laman Muhammadiya, Kementerian Agama Kemenag dan Naskah Khutbah Idul Adha Contoh 1 الخطبة الاولى السلام عليكم ورحمة الله وبركاته اَلله اَكْبَر 3× ، اَلله اَكْبَر 3× ، اَلله اَكْبَر 3× الله اكبر كبيرا والْحَمْدُ ِلله ِكَثِيرْاً وَّسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلاً ، لآ اِلهَ الاَّ الله وَالله ُاَكْبَر، اللهُ اَكْبَر وَلِله الْحَمْد. اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى اصْطَفَى اِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلاَم خَلِيْلاً ، وَجَعَلَهُ لِلنَّاسِ إِمَامًا ، إنَّهُ كَانَ صِدِّيْقاً نَبِيًّا. أشْهَدُ اَنْ لآ اِله الاّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه ، الّذِى لَمْ يَتَّخِذ صَاحِبَهُ وَلاَ وَلداً ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه الْمَبْعُوْثُ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا ، وَصَلّى الله على سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِه بُكْرَةً وَاَصِيْلاً وَسَلّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. امّا بَعْدُ فَيَآ أيُّهَا النّاسُ رَحِمَكُمُ الله.. إتَّقُوااللهَ َواَطِيْعُوهُ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْن، وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمُ اْلعِيدِ اْلاَكْبَر. قَدْ رَفَعَ اللهُ قَدْرَهُ وَاَظْهَره وَسَمَّاهُ يَوْمَ الْحَجِّ اْلاَكْبَر ، فَإِنَّ الله َابْتَلَى خَلِيْلَهُ اِبْرِهِيْمَ فِيْهِ حَيْثُ اَمَرَهُ بِذَبْحِ وَلَدِهَ فَاَمْتَثَلَ اَمْرَهُ فِيهِ ، وَلِذَا سُمِّيَ يَوْمُ النَّحْرِ Kaum Muslimin lan Muslimat rahimakumullah, Mohon diingat bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Agung, Dzat yang telah menciptakan saya dan Anda semua bisa berkumpul di masjid ini, untuk menunaikan shalat Idul Adha dan menghayati hikmah yang terkandung dalam peringatan Idul Adha. Maka pada kesempatan ini saya berpesan kepada diri saya sendiri khususnya, dan kepada seluruh hadirin pada umumnya, marilah kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dalam setiap keadaan, dengan menjalankan apa yang diperintahkan-Nya, dan menghindari apa yang menjadi larangannya. Peristiwa bersejarah yang perlu Anda dan saya ingat, dan tiru dalam hari raya Idul Adha seperti sekarang ini adalah tugas, dan perintah yang sangat berat, yang Allah titipkan kepada Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail. إِنَّ هذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِيْنُ bahwa apa yang dilalui Nabi Ibrahim adalah perintah, sekaligus menjadi ujian yang nyata. Allah SWT dalam surah As-Shoffat ayat 100-106 berfirman.
Jamaahsholat Idul Adha hadâkumullâh, Ada dua peristiwa penting yang tidak bisa lepas dari Hari Raya Idul Adha. Kedua peristiwa tersebut adalah ibadah Haji dan Qurban. Namun pada situasi saat ini, kedua ibadah tersebut harus dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum mereda.
Ilustrasi Idul Adha. Foto Khutbah Idul Adha. Foto Teks Khutbah Idul Adha“Bersabarlah kalian, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”.“Apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. QS An-Nahl 18
Lepaskanbajuku, agar tidak terkena darah yang nantinya menimbulkan kenangan yang menyedihkan. Asahlah tajam-tajam pisau ayah, agar penyembelihan berjalan singkat, sebab sakaratul maut dahsyat sekali. Khutbah Idul Adha 1434 H/2013 M yang lainnya bisa diklik ditautan berikut.: Khutbah Hari Raya Idul Adha 1434 H - 2013 M dari Kanwil Kemenag
Tata cara khutbah idul adha – Tahun ini Idul Adha atau 10 Dzulhijjah akan jatuh pada 28 Juni 2023. Sudah siap untuk sholat ied berjamaah? Sama seperti sholat Idul Fitri dan sholat Jumat, di dalam shalat Idul Adha juga ada khutbah yang dilakukan oleh khatib. Namun berbeda dengan shalat Jumat, khutbah sholat Idul Adha dilakukan setelah shalat ied dua rakaat. Selain itu yang berbeda dari sholat Jumat atau sholat yang memiliki khutbah lainnya yaitu saat shalat ied perempuan yang sedang haid boleh ikut mendengarkan khutbah dan melantunkan takbir. Karena Idul Adha dan Idul Fitri merupakan waktu yang istimewa, sehingga Rasulullah pun memerintahkan orang-orang untuk keluar rumah di pagi hari dan melaksanakan sholat ied. Lantas apakah khutbah di dalam shalat idul adha sama seperti khutbah pada shalat lainnya? Dan bagaimanakah tata cara khutbah idul adha? Simak ulasannya berikut ini. Tata Cara Khutbah Idul Adha dan Hukum Khutbah Idul AdhaTata Cara Khutbah Idul Adha dan Rukun Khutbah Idul Adha1. Membaca Takbir2. Memuji Allah SWT3. Membaca sholawat4. Berwasiat taqwa5. Menceritakan Sejarah Keluarga Ibrahim6. Membaca ayat suci Al-QuranYuk, Subscribe Sekarang Juga!7. BerdoaTata Cara Khutbah Idul Adha dan Berapa Jumlah Takbir pada Rakaat Pertama Sholat Idul Adha?Related posts Sumber Di dalam sebuah kitab yang ditulis oleh Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan Ali asy-Asyarbaji yang berjudul Al-Fiqh al-Manhaji Ala Madzhabil Imam Asy-Syafi’i, menjelaskan tentang hukum dan tata cara idul adha. Dijelaskan bahwa khutbah Idul Adha dilakukan setelah shalat ied dua rakaat. Hal itu selaras dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Bahwasanya Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab melaksanakan sholat idul adha sebelum dilakukan khutbah. Dalam khutbah sholat Idul Adha biasanya khatib akan menyampaikan wasiat untuk bertaqwa. Berwasiat taqwa termasuk dari menjalankan amanah agar berbuat baik kepada sesama manusia dengan mengingatkannya. Kemudian hukum untuk melakukan khutbah idul adha adalah sunnah. Namun Rasulullah mengatakan dalam pelaksanaanya harus sesuai rukun yang ada. Jika khatib mampu untuk berdiri, maka khutbah dilakukan berdiri, namun jika khatib tak mampu untuk berdiri, maka khutbah boleh dilakukan sambil duduk. Tata Cara Khutbah Idul Adha dan Rukun Khutbah Idul Adha Seumber Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan khutbah idul adha, atau yang disebut dengan rukun. 1. Membaca Takbir Pada khutbah pertama khatib dianjurkan untuk membaca kalimat takbir sebanyak sembilan kali. Sedangkan untuk khutbah kedua, takbir diucapkan sebanyak tujuh kali. Dan para jamaah diwajibkan untuk tenang serta menghayati apa yang disampaikan khatib. 2. Memuji Allah SWT Kemudian tata cara khutbah idul adha atau rukun khutbah idul adha adalah memuji Allah SWT. Kalimat yang dianjurkan yaitu menggunakan kata “Hamdun” atau kata yang memiliki makna sama dengannya. Misalnya Alhamdu, AHmadu, Nahmadu. Kemudian disambung dengan nama Allah, maka menjadi Alhamdulillahi, Nahmadulillah. 3. Membaca sholawat Selanjutnya yaitu membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Misalnya yaitu bacaan sholawat Assolaatu’alannabi. Atau bisa menggunakan sholawat yang menyanjungkan Nabi Muhammad SAW. 4. Berwasiat taqwa Lalu dalam tata cara khutbah dilanjutkan khatib berwasiat untuk senantiasa mengajak para jamaah dan dirinya bertaqwa kepada Allah SWT. Wasiat ini bisa menggunakan kalimat apapun, yang penting mengajak untuk mengerjakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi hal yang dilarang Allah SWT. 5. Menceritakan Sejarah Keluarga Ibrahim Allah SWT mengutus keluarga Nabi Ibrahim dan Ismail sebagai pembuktian dari makna ibadah kurban. Dengan menceritakan kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tentunya dapat menguatkan keimanan serta menjadikan pelajaran bahwa pengorbanan tertinggi adalah mengorbankan hal yang kita cintai hanya untuk kepada Allah SWT saja. Sehingga ini menjadi salah satu dari rukun khutbah Idul Adha. Yuk, Subscribe Sekarang Juga! 6. Membaca ayat suci Al-Quran Dalam membaca ayat Al-Quran ini dilakukan di khutbah pertama. Tata cara khutbah idul adha menganjurkan khatib membaca surat yang berkaitan dengan hari raya idul adha. Misalnya tentang pelaksanaan haji dan penyembelihan hewan qurban, atau tema lainnya yang berkaitan. 7. Berdoa Doa yang disampaikan di akhir khutbah dianjurkan doa tentang akhirat dan yang mampu membuat jamaah tersentuh hatinya. Itulah tata cara khutbah idul adha dan rukunnya. Terlepas dari itu, khutbah pertama dan kedua harus dijeda dengan duduk oleh khatib. Kemudian isi khutbah yang dibacakan harus sesuai dengan hari raya idul Adha. Karena hikmah yang terkandung dalam hari raya idul adha sangat banyak sekali. Selain sebagai renungan juga sebagai pengingat dan pendekatan diri kepada Allah SWT. Tata Cara Khutbah Idul Adha dan Berapa Jumlah Takbir pada Rakaat Pertama Sholat Idul Adha? Sumber Hukum melaksanakan sholat idul adha adalah sunnah, namun sebaiknya tetap harus mengerjakan sholat idul adha karena hanya dilakukan satu kali dalam setahun. Berapa jumlah takbir pada rakaat pertama sholat idul adha? Jumlahnya sama dengan takbir pada shalat idul fitri yakni sebanyak tujuh kali. Sedangkan di rakaat kedua, takbir yang diucapkan sebanyak lima kali. Takbir ini tidak termasuk takbiratul ihram dan takbir setelah sujud. Demikianlah pembahasan mengenai tata cara khutbah idul adha dan hukumnya. semoga bermanfaat untuk Anda! Terus kunjungi situs Blog Evermos untuk membaca artikel islami lainnya. Semoga bermanfaat. Jika Anda ingin mendapatkan uang tanpa harus mengeluarkan modal, mudah saja. Yuk gabung jadi reseller Evermos dan dapatkan jutaan rupiah setiap bulannya. Related posts
KhutbahIdul Adha 1437 H : Keteladanan Nabi Ibrahim AS. Idul Adha yang kita peringati saat ini, dinamai juga "Idul Nahr" artinya hari cara memotong kurban binatang ternak. Lepaskan bajuku, agar tidak terkena darah yang nantinya menimbulkan kenangan yang menyedihkan. Asahlah tajam-tajam pisau ayah, agar penyembelihan berjalan singkat
Khutbah idul adha yang membuat menangis Nabi Ibrahim Idola Kita. Ini adalah transkrip Khutbah Ied Ustadz DR. Syafiq Riza Basalamah. Khutbah Pertama Khutbah Idul Adha Yang Membuat Menangis Nabi Ibrahim Idola KitaKhutbah Kedua Khutbah Idul Adha Yang Membuat Menangis Nabi Ibrahim Idola KitaVideo Khutbah Idul Adha Yang Membuat Menangis Nabi Ibrahim Idola Kita السلام عليكم ورحمه الله وبركاته إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Dan janganlah kalian mati kecuali dalam kondisi Islam. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا Wahai umat manusia, bertakwalah kalian kepada Rabb kalian yang menciptakan kalian dari satu jiwa. Darinya Allah ciptakan pasangannya, dari keduanya Allah tebarkan umat manusia -lelaki dan wanita-. Kita yang berada di tempat ini, dari satu jiwa. Dan bertakwalah kalian kepada Allah! Jagalah tali silaturahim, jangan diputuskan. Ketehuilah sesungguhnya Allah itu mengawasi kalian semua. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا 70 يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا Wahai orang-orang yang beriman -yang dipanggil hanya yang beriman, yang tidak beriman silakan tutup telinganya- Allah mengatakan bertakwalah kalian kepada Allah. Laksanakan perintahNya, jauhi laranganNya dan ucapkan ucapan yang benar. Barangsiapa yang melakukan hal itu, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah akan perbaiki amalan kalian dan yang patuh kepada Allah dan RasulNya, maka dialah manusia yang sukses dengan kesuksesan yang sebenarnya. أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كَلَامُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Laailaha illallahu wallahu Akbar.. Allahu Akbar Walillahilhamd.. Ma’asyirol Muslimin…Wa Zumrotal Mu’minina Rohimakumulloh.. Manusia adalah makhluk yang suka mencontoh, yang mudah bagi dia meniru orang lain. Apabila dia melihat seorang hamba yang dia tokohkan, dia akan meniru segala tingkah lakunya, perbuatannya. Bahkan seakan-akan ruh manusia yang dia contoh itu ada pada dirinya. Tapi sayangnya kita berada dimasa krisis suri tauladan, krisis panutan, krisis idola. Yang dijadikan panutan oleh banyak masyarakat adalah pecundang-pecundang, manusia-manusia yang tidak membawa kepada kejayaan Islam, yang tidak meninggikan muru’ah negeri dan bangsa, apalagi dapat mengajak ke dalam surga Allah Jalla Jalaluhu. Kita lihat yang ada di atas ini, mereka yang dijadikan contoh, mereka yang dijadikan idola. Kita liat baner-baner yang ada di pinggir jalan, kenapa dibuat? Untuk dimunculkan tokoh-tokoh, public figure, mau dibawa kemana bangsa kita tatkala yang mereka contoh adalah manusia-manusia yang tidak akan memperbaiki negeri ini, yang hanya mengumbar syahwat, yang hanya akan membuat manusia tenggelam dalam arus yang tidak jelas menuju api neraka, na’udzubillahi min dzalik.. Jama’aah rakhimakumullah.. Allah telah mengutus para NabiNya untuk menjadi contoh bagi umat manusia. Allah berfirman kepada baginda Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Setelah menyebutkan Nabi-Nabi, manusia-manusia pilihan yang Allah utus ke muka bumi ini أُولَٰئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۖ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ “Mereka adalah manusia-manusia yang pantas dijadikan contoh. Yang Allah telah memberikan petunjuk kepada mereka. Maka dengan petunjuk merekalah kalian berjalan, meniti dan mengikuti.” QS. Al-An’am[6]90 Ahibbati Fillah.. Hari ini umat Islam di berbagai penjuru dunia, mereka melaksanakan shalat Idul Adha, kemudia mereka berkurban, sebagian berangkat haji, melempari jamarot, tawaf di rumah Allah, menyembelih kurban mereka, siapa yang mereka contoh? Nabi Ibrahmi Alaihis Salam. Apakah manusia dengan sekedar wajahnya yang tampan, parasnya yang cantik, jabatannya, kehebatannya bermain, pantas dijadikan contoh dan panutan? Wallahi jama’ah, Nabi Ibrahim Alaihis Salam, kapan beliau menjadi contoh? Yaitu setelah melalui ujian yang panjang sekali. Allah mengatakan وَإِذِ ابْتَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ Ketika Allah menguji Nabi Ibrahim dengan fase-fase ujian yang panjang. Setelah itu Nabi Ibrahim menyempurnakan ujian tersebut. Lalu Allah mengatakan kepada Nabi Ibrahim إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا “Aku jadikan engkau Imam bagi umat manusia Aku jadikan engkau panutan bagi umat manusia.” QS. Al-Baqarah[2] 124 Nabi Ibrahim tidak puas hanya dirinya yang menjadi panutan. Dia meminta kepada Allah وَمِن ذُرِّيَّتِي “Dan dari anak keturunanku Ya Allah, jadikan mereka panutan bagi umat manusia.” Allah mengatakan لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ “Orang-orang dzalim nggak bakal mendapatkan apa yang aku janjikan mereka tidak pantas untuk menjadi contoh.” QS. Al-Baqarah[2] 124 Contohlah Nabi Ibrahim Alaihis Salam!! Beliau diuji sama Allah dengan mendapatkan orang tua yang musyrik, mendapatkan kaum yang tidak suka sama diri, bapaknya mengusir dia, kaumnya berusaha untuk membunuh dia. Nabi Ibrahim dilemparkan ke api bukan untuk mempertahankan jabatannya, bukan untuk mempertahankan harta yang dia miliki, dia siap dilemparkan ke dalam api hanya untuk mempertahankan Laa ilaaha illallah.. Engkau lihat bagaimana pasukan dari kaumnya yang ingin membakar Nabi Ibrahim. Dia bikin api yang sangat besar untuk menunjukkan kepada umat manusia kalau mereka bisa menyiksa Ibrahim. Kenapa mereka tidak bikin api unggun yang kecil lalu melemparkan Ibrahim ke sana? Tidak! Mereka ini menunjukkan arogansi mereka. Tatkala Nabi Ibrahim dilemparkan ke api dengan alat pelontar, diriwayatkan Jibril menawarkan jasanya kepada Ibrahim. Lihat jama’ah! Bagaimana imannya Nabi Ibrahim, bagaimana keyakinan Nabi Ibrahim dalam perjalanan dia dari alat pelontar menuju api. Jibril mengatakan, “Hai Ibrahim, apakah engkau butuh bantuanku?” Ibrahim mengatakan, “Kalau sama engkau, aku ngga butuh -Ini pelajaran pertama dari Nabi Ibrahim- Engkau makhluk dan aku makluk juga. Engkau tidak akan bisa berbuat kecuali Allah yang menentukan. Adapun kepada Allah, aku sekarang butuh bantuan Allah.” Lalu Nabi Ibrahim mengatakan حَسْبُنَا اللَّـهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung” QS. Ali-Imran[3] 173 Apa yang Allah lakukan? Apakah Allah mengirimkan hujan untuk mematikan itu api? Apakah Allah mengirim angin untuk memadamkan itu api? Apakah Allah menurunkan es? Tidak!! Allah pencipta api! Allah mengatakan يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ “Wahai api, jadilah engkau dingin dan keselamatan untuk Nabi Ibrahim.” QS. Al-Anbiya[21] 69 Jama’ah, tatkala seorang hamba menyerahkan segala urusannya kepada Allah, tidak ada urusan yang besar di dunia ini. Kita tidak hentinya mengatakan, “Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar..” Dalam shalat kita, kita memulai dengan Allahu akbar, ruku’ kita katakan Allahu akbar, sujud kita katakan Allahu akbar, lalu kita masih takut menghadapi masalah yang ada? Mana keyakinan kita dengan Allahu akbar? Hari ini hari imamnya memulai dengan tujuh takbir. Hari ini hari untuk membesarkan Allah. Bagaimana kita mengatakan Allahu akbar kalau ternyata dalam hati kita masih ada ketergantungan kepada selain Allah Jalla Jalaluh? Apakah selesai ujian bagi Nabi Ibrahim? Belum selesai! Allah belum mengatakan “Engkau jadi imam bagi umat manusia,” belum! Beliau diuji meninggalkan negerinya, hijrah. Apakah perjalanan hijrah Nabi Ibrahim landai, bertaburan mawar dan melati? Tidak!! Bertaburan onak dan duri. Dalam perjalanannya, istrinya ditawan oleh raja, diuji sama Allah Jalla Jalaluh. Setelah selesai dan selamat dari ujian tersebut, bertahun-tahun Nabi Ibrahim tak diberi anak. Beliau tak henti-hentinya mengatakan رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠٠﴾ Teruuss beliau meminta anak sama Allah, beliau tidak pernah mengatakan, “Ya Allah, aku adalah Nabimu, kenapa aku nggak dikasih anak?” Pelajaran bagi orang-orang yang lama doanya tidak dikabulkan. Contohlah Nabi Ibrahim. Dia sabar menanti. Dengan penuh keyakinan Allah akan mengabulkan do’anya. Karena Allah mengatakan ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ “Kalian minta sama Aku, pasti aku kabulkan!” QS. Ghafir[40] 60 Apakah kita punya keyakinan seperti itu? Atau kebanyakan dari kita banyak mengadu kepada manusia? Mengatakan, “Saya sudah bertahun-tahun berdo’a, bertahun-tahun berusaha tapi nggak dikasih anak.” Jama’ah, Nabi Ibrahim baru punya anak ketika umurnya hampir 100 tahun. Kemudian kita tidak akan mencontoh Nabi Ibrahim dalam kesabaran kita berdo’a memohon kepada Allah? Allah kabulkan do’anya setelah puluhan tahun beliau berdo’a. Jangan ada lagi yang mengatakan, “Aku sudah 5 tahun menikah tapi aku belum dikasih anak.” Tunggu sampai mati! Terus berdo’a! Jangan pernah putus asa memohon kepada Allah. Contoh pula Nabi Zakaria ketika dia berdo’a memohon kepada Allah putra. Dia mengatakan رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُن بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا “Ya Allah, tulang-tulang punggungku udah lemah, rambutku udah beruban ya Allah, -dia ingin menunjukkan kepada Allah bahwa aku sudah lama berdo’a dan kondisiku seperti ini- tapi ya Allah, aku tidak pernah merasa susah memohon kepadaMu.” QS. Maryam[19] 4 Dia mempunyai keyakinan bahwa Tuhan dia adalah Rabbul Alamin yang kalau mau kasih Allah tinggal mengatakan, “Kun Fayakun” Kemudian Allah berikan putra kepada Nabi Ibrahim yang bernama Ismail. Bertahun-tahun ditunggu, ketika putranya datang, apakah Nabi Ibrahim bisa menimang-nimang putranya? Tidak! Allah suruh Nabi Ibrahim meletakkan putranya di Mekah. Dari Palestina berangkat ke Mekah, dibawa istri dan anaknya. Kenapa beliau melakukan itu? Karena Allah ingin menguji Nabi Ibrahim. Apakah dia masih mencintai Allah lebih daripada kecintaannya kepada putranya? Jama’ah, jangan berpikir Nabi Ibrahim hanya menyembelih Ismail, Nabi Ibrahim disuruh meninggalkan putranya di Mekah. Nabi Ibrahim dihalangi untuk memandang anaknya. Tapi Nabi Ibrahim berangkat dan diletakkan di sana putra dan istrinya. Nabi Ibrahim bertolak, tempat itu tidak ada manusia. بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ “Tidak ada tumbuh-tumbuhan di sana.” QS. Ibrahim[14] 37 Yang ada hanya gunung-gunung, tidak ada air, ada pohon mungkin untuk berenang satu dan dua. Para wanita, contoh Hajar, istrinya Nabi Ibrahim ketika ditinggal sama Nabi Ibrahim. Dia dibekali air dan kurma lalu Nabi Ibrahim pergi. Hajar mengikuti Nabi Ibrahim sambil mengatakan, “Wahai Ibrahim, kau titipkan kami kepada siapa di sini?” Nabi Ibrahim diam tidak mau menoleh ke belakang. Dia berjalan terus dengan kendaraannya. Dikejar oleh Hajar sambil terus berkata, “Kau titipkan aku kepada siapa?” Nabi Ibrahim diam, tidak menjawab. Lalu Hajar bertanya lagi yang ketiga, “Ibrahim, kau titipkan kami kepada siapa?” Nabi Ibrahim tidak menjawab. Hajar sadar, mungkin pertanyaan dia yang salah. Sebagai istri seorang Nabi, pertanyaan dia yang harus dirubah. Maka dia merubah pertanyaannya kepada Nabi Ibrahim, “Wahai Ibrahim, apakah Allah yang memerintahkan engkau melakukan ini?” Nabi Ibrahim mengatakan, “Iya” Maka Hajar tatkala itu mengatakan,”Silakan engkau pergi. Allah tidak akan menelantarkan kami di sini. Kalau Allah yang menyuruhmu, berangkatlah.” Wallahi, jama’ah.. Diuji seperti itu Nabi Ibrahim. Apakah ujian untuk Nabi Ibrahim berhenti di situ? Tidak! Ketika Nabi Ismail sudah remaja, Nabi Ibrahim datang ke Mekah untuk mengunjungi putranya dan ibunya masih hidup. Dia datang mengunjungi putranya, dan keesokan hari Nabi Ibrahim mengatakan kepada Nabi Ismail يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ Setelah dihalangi bertahun-tahun memandang anaknya, ketika datang Nabi Ibrahim mengatakan, “Hai ananda, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” QS. Ash-Shaffat[37] 102 Allah ingin menguji Nabi Ibrahim. Apakah masih ada di hatinya dia selain Allah? Jama’ah.. Nabi Ibrahim adalah khalilurrahman. Satu tingkatan kekasih yang paling tinggi. Dikatakan Khalil karena tidak ada rongga di hatinya kecuali di situ ada cinta Allah Jalla Jalaluh. Tidak ada rongga di hatinya, di jantungnya yang mengalir di sana kecuali ada cinta dan mahabbatullah di sana. Maka Allah menguji apakah ada tempat anakmu di hatimu sehingga engkau tidak melaksanakan perintahKu? Apa kata putranya? يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّـهُ مِنَ الصَّابِرِينَ “Wahai ayahanda, laksanakan apa yang diperintahkan kepadamu, InsyaAllah engkau mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar.” QS. Ash-Shaffat[37] 102 Disembelih Ismail, Allah gantikan domba. Hari ini, kita mencontoh Nabi Ibrahim. Bukan menyembelih putra kita, bukan anak kita yang kita korbankan kepada Allah. Hanya sedikit dari harta kita dari hewan ternak. Tapi banyak diantar kita yang masih pelit untuk berqurban. Dia cari kambing yang paling kecil. Padahal dia bisa membeli seekor sapi. Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam -tatkala beliau tidak punya harta- beliau berkurban dua ekor kambing untuk beliau dan keluarganya. Tatkala Allah membukakan pintu-pintu rezeki kepada Nabi Alaihish Shalatu was Salam di akhir hayatnya, beliau menyembelih 100 ekor unta. Bisakah kita mengurbankan untuk Allah apa yang kita cintai? Belajar dari Nabi Ibrahim, putranya yang beliau qurbankan. Ahibbati fillah.. Setelah perjuangan yang panjang, Nabi Ibrahim membangun rumah Allah, setelah itu baru beliau pantas dijadikan sebagai suri tauladan. Allah mengatakan إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا Ahibbati fillah.. Pulang dari tempat ini, tolong dibaca surah Al-Mumtahanah. Baca surah Al-Mumtahanah! Di situ Allah mengatakan قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّـهِ “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah’” QS. Al-Mumtahanah[60] 4 Baca.. agar kita faham contoh yang Allah berikan di diri Nabi Ibrahim buat kita. أقول هذا وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم Khutbah Kedua Khutbah Idul Adha Yang Membuat Menangis Nabi Ibrahim Idola Kita الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيد المرسلين وامام المتقين، وقائد الغر المحجلين، سيدنا ومولانا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Laailaha illallahu wallahu Akbar.. Allahu Akbar Walillahilhamd.. Ma’asyirol Muslimin…Wa Zumrotal Mu’minina Rohimakumulloh.. Bagi para ayah, para bapak, ingatlah! Jadilah kalian panutan yang baik buat anak kalian. Tugas terbesar seorang ayah bukan kasih makan anaknya, bukan berangkat pagi pulang sore hanya untuk memberikan bagian rizki anaknya, bukan! Tugas terbesar seorang ayah adalah menyelamatkan istri dan anak-anaknya dari api neraka. Bukan dari kelaparan, bukan dari perampokan, bukan dari gempa, bukan dari tsunami, tapi dari api neraka. Allah mengatakan يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا “Wahai orang-orang yang beriman, selamatkan diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.” QS. At-Tahrim[66] 6 Jadilah contoh yang baik buat anak-anak kita. Kalau tidak, anak-anak kita akan mengidolakan orang-orang yang tidak pantas dijadikan idola. Ketahuilah bahwa manusia akan dikumpulkan dengan orang yang dia cintai. Kasihan anak-anak kita, tatkala idola-idola mereka orang-orang fasik, orang-orang kafir yang tidak pernah meletakkan keningnya di bumi Allah, yang tidak mengajak umat manusia kepada Allah, bahkan mengajak umat manusia kepada setan dan iblis. Kita biarkan anak kita mencintai mereka atau bahkan orang tua yang mencontohkan hal itu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakan الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ “Manusia akan dikumpulkan dengan orang yang dicintai.” HR. Bukhari Untuk para wanita, untuk ibu-ibu, untuk mudi-mudi, dan untuk para remaja. Ketahui bahwasanya wanita itu madrasah sebelum sekolahan dibuka, dia adalah madrasah ketika madrasah itu tutup, dia adalah madrasah sepanjang masa. Jangan malu untuk menyatakan bahwa dirinya tidak punya profesi di luar. Ketika ditanya apa profesimu? Katakan dengan sopan dan lantang, “Aku pencetak generasi masa depan bangsa. Aku bukan yang menjadi pemuas nafsu lelaki. Aku bukan menjadi orang-orang yang bekerja hanya untuk membangun rumahnya, tapi aku membangun negeri ini.” Dan bagi para wanita, Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam mengingatkan. Pada waktu shalat Ied, beliau datang ke shaf para wanita. Yang kemudian oleh para ulama dikatakan bahwa itulah salah satu dalil khutbah yang kedua, beliau mengatakan kepada para wanita يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ “Wahai para wanita, sedekahlah kalian, keluarkan harta kalian, berdermalah kalian.” Kenapa? فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ “aku melihat kebanyakan kalian adalah penghuni neraka.” Muttafaq alaih Sebagian wanita terlalu cinta dengan dunia. Lalu ada yang bertanya, “Kenapa kebanyakan wanita penghuni neraka?” Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab يَكْفُرَن العَشِيرَ ويَكْفُرْنَ الإحْسَانَ Kebanyakan wanita itu kufur kepada suaminya, tidak menerima suaminya, mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya, tidak taat dan patuh kepada suaminya yang merupakan pintu surga buat dia, kebaikan-kebaikan suaminya dilupakan oleh dia. Kata Nabi Alaihish Shalatu was Salam لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا ، قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ “Andaikan engkau berbuat baik kepada wanita sepanjang tahun, kemudian perempuan itu melihat engkau melakukan kesalahan, wanita mengatakan, Aku tidak pernah melihat kebaikan di dirimu'” Hati-hati! Selamatkan diri kalian dengan bersedekah. Buktikan kalau Allah lebih kalian cintai daripada duit kalian. Itu Bilal datang ke shaf wanita membawa surban. Para wanita melemparkan gelangnya, kalungnya diputuskan dilemparkan, cincinnya dilemparkan, karena mereka tahu dunia ini fana. Ahibbati fillah.. Setelah ini, yang mau berqurban, berqurbanlah. Yang mungkin kemarin hewan qurban yang dia beli murah, kecil, masih ada waktu untuk membeli besok, lusa, sampai hari tasyrik selesai. Berqurbanlah untuk Allah dan tunjukkan kalau Allah lebih kita cintai dari semua yang ada di tempat ini. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Laailaha illallahu wallahu Akbar.. Allahu Akbar Walillahilhamd.. Jama’ah Rohimakumulloh.. Do’akan umat Islam yang ada di berbagai penjuru dunia yang mereka terkena musibah. Jangan hanya mendo’akan diri sendiri. Do’akan saudara-saudara kita yang ada di Lombok, yang ada di Palestina, yang mereka mendapatkan musibah dan ujian yang kita tidak mendapatkannya. اللهم لك الحمد كله، ولك الشكر كله، واليك يرجع الامر كله اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الاحياء منهم والاموات انك سميع قريب مجيب الدعوات اللهم انصر اخواننا المستضعفين في كل مكان.. اللهم انصر اخواننا المستضعفين في كل مكان اللهم انصرهم وايدهم يا رب العالمين ربنا لا تزغ قلوبنا بعد اذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمه انك انت الوهاب ربنا اتنا في الدنيا حسنه وفي الاخره حسنه وقنا عذاب النار سبحان ربك رب العزه وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين Ma’asyiral Muslimin.. Ingat! Allah tidak menerima daging dan darah dari qurban kita. Yang Allah terima ketaqwaan kita. Maka sembelihlah hewan qurban bukan karena riya’, bukan karena ingin dipuji, makanlah dari hewan qurban itu. Karena itu sunnah Nabi Alaihish Shalatu was Salam. Pulanglah dari arah tidak tadi ketika datang, tebarkan salam, terus bertakbir, sampai selesai hari-hari tasyriq ini. هذا وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه وسلم Video Khutbah Idul Adha Yang Membuat Menangis Nabi Ibrahim Idola Kita Sumber Video SRB – MENJADI IDOLA -Khutbah Ied 10 Dzulhijjah 1439H / 22 Agustus 2018M
Khutbahidul 'adha 2. Lepaskan bajuku, agar tidak terkena darah yang nantinya menimbulkan kenangan yang menyedihkan. Asahlah tajam-tajam pisau ayah, agar penyembelihan berjalan singkat, sebab sakaratul maut dahsyat sekali. Berikan bajuku kepada ibu untuk kenang-kenangan serta sampaikan salamku kepadanya supaya dia tetap sabar, saya
Ilustrasi Khutbah Menyambut Idul Adha 2022 FotoUnsplashSebentar lagi umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan Idul Adha yakni pada tanggal 10 Dzulhijah. Sebelum memotong hewan kurban, terlebih dahulu akan dilaksanakan shalat Ied dan mendengarkan khutbah Idul Adha. Bagi Muslim yang baik, khutbah Idul Adha merupakan sarana muhasabah diri dalam menyikapi kehidupan yang telah lalu dan masa yang akan datang. Simak teks khutbah menyambut Idul Adha 2022 yang dapat dijadikan renungan jamaah berikut ini. Khutbah merupakan kegiatan berdakwah untuk menyebarkan pesan keagamaan. Pelaksanaan khutbah biasanya diiringi dengan shalat berjamaah. Seperti dikutip dari buku Seri Fiqih Kehidupan 3 Shalat karya Ahmad Sarwat2017799, "Di dalam shalat Idul Fitri dan Idul Adha ada khutbah, sebagaimana pada shalat Jumat juga disyariatkan. Perbedaannya terletak pada hukum dan saat pelaksanaan khutbah".Teks Khutbah Menyambut Idul Adha 2022Teks Khutbah Menyambut Idul Adha 2022 FotoUnsplashSimak teks khutbah menyambut Idul Adha 2022 yang dapat dijadikan renungan jamaah berikut ini, Syukur Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk dipertemukan lagi dengan Hari Raya Idul Adha yang memiliki banyak hikmah. Bagaimana seorang Nabi Ibrahim yang semula berdoa untuk segera diberi keturunan. Namun setelah diberi keturunan, beliau mendapat perintah lewat mimpi untuk menyembelih darah dagingnya sendiri. Walaupun kemudian di detik terakhir Allah mengganti Ismail dengan seekor domba, ada pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah tersebut. Bahwa keikhlasan merupakan jalan untuk meraih ridha Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ "Allah tidak menerima amal, kecuali amal ibadah yang dilandasi keikhlasan dan karena mencari keridhaan Allah SWT"HR. Nasa’i. Hadirin yang saya hormati, Jika Ibrahim saja rela mengorbankan Ismail, buah hati yang lama diidam-idamkan, mengapa kita tidak memberi yang terbaik untuk hewan kurban? Padahal dari peristiwa tersebut seolah-olah Allah ingin memberitahukan bahwa semua harta yang kalian miliki, semua kecintaan yang kamu lahirkan, adalah milik-Ku. Jamaah Idul Adha sekalian, Berapa banyak umat Islam kaya raya yang belum menunaikan ibadah haji karena kecintaannya pada duniawi? Dalam Surat Ali Imran QS97 disebutkan, “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam".Contoh teks khutbah menyambut Idul Adha 2022 diatas bisa dijadikan inspirasi dalam membuat pidato atau ceramah keagamaan yang diadakan di lingkungan Anda.DK
DqDoank. KHUTBAH JUM‟AT : AWAL BULAN SYAWAL Jamaah jum‟at yang dirahmati allah, Kini kita tengah berada di Jum‟at kedua bulan Syawal 1431 H. Delapan hari sudah Ramadhan meninggalkan kita. Tanpa adanya kepastian apakah di tahun mendatang kita masih bisa berjumpa dengannya, menggapai keutamaan-keutamaannya, memenuhi nuansa ibadah yang
Naskah khutbah Jumat kali ini mengajak kepada khalayak untuk mengingat perihal kurban sebagai hakikat kemanusiaan. Dengan ini diharapkan kita semua mampu menghidupkan sensitivitas kita sebagai manusia, terlebih di era pandemi Covid-19 ini. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Kurban, Pengorbanan, dan Kemanusiaan". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi Khutbah I اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَاتَ وَ أَحْيَى. اَلْحَمْدُ للهِ الًّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَ نَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ لَنَا عِيْدَ الْفِطْرِ وَ اْلأَضْحَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ نِعْمَ الْوَكِيل وَنِعْمَ الْمَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَ مَنْ يُنْكِرْهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَ حَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الْهُدَى، الَّذِيْ لاَ يَنْطِقُ عَنْ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى، وَ عَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدقِ وَ الْوَفَا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ اِتَّبَعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْجَزَا. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh, Segala puji bagi Allah swt, Tuhan alam semesta, yang telah menganugerahkan berjuta kenikmatan kepada kita di antaranya adalah kenikmatan beridul adha walau dalam suasana pandemi Covid-19 yang belum juga mereda. Semua ini harus kita syukuri sebagai hamba yang tahu diri, karena segala yang terjadi di muka bumi ini, Allahlah yang paling mengerti. Pada tahun ini, kita kembali merayakan Idul Adha dalam keterbatasan. Gelombang kedua penyebaran Covid-19 di tanah air yang terus mengalami lonjakan, membuat pemerintah mengambil kebijakan ketat dalam rangka wujud perlindungan. Tidak semua daerah bisa melaksanakan kegiatan Ibadah shalat Idul Adha sebagaimana biasa. Begitu juga ibadah kurban yang selalu mengiringi hari raya ini pun tidak serta merta bisa dilaksanakan dengan leluasa. Sekali lagi, ini adalah wujud ikhtiar kita bersama untuk menjaga diri, sehingga negeri ini mampu melewati takdir yang telah didatangkan oleh Allah yang maha tinggi. تَصَرُّفُ الْأِمَاِم عَلَى الرَّاعِيَّةِ مَنُوْطٌ بِالْمَصْلَحَةِ “Tindakan pemerintah terhadap rakyatnya dilakukan berdasarkan kemaslahatan.” اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Dalam situasi sulit yang sedang melanda, Hari Raya Idul Adha tak boleh kehilangan makna dan esensinya. Idul Adha mengajarkan kepada kita bagimana berani berkorban dengan apa yang kita punya untuk membatu orang lain yang membutuhkan uluran tangan kita. Di antaranya adalah dengan ibadah kurban yang merupakan wujud pengorbanan untuk kemanusiaan pada sesama. Kita harus bisa mengambil hikmah mulia, ketika Allah swt memerintahkan Nabi Ibrahim as untuk menyembelih putra semata wayangnya, Nabi Ismail as. Perintah suci ini mengandung makna bahwa hidup perlu pengorbanan untuk memperkuat tali persaudaraan antarsesama. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia merupakan makhluk yang membutuhkan orang lain dalam mewujudkan eksistensi. Maka ketika kita ada kelebihan rezeki dan bisa berkorban dengan kurban bagi orang lain di tengah pandemi, alangkah baiknya tidak ditunda-tunda lagi. Yakinlah, bahwa kurban kita akan diterima Allah swt dan akan dilipatgandakan pahalanya karena benar-benar mampu membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan dan duka. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra Rasulullah bersabda مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ Artinya “Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat. اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Kisah keteguhan iman dan kerelaan Nabi Ibrahim dalam mengorbankan sesuatu yang paling dicintainya, patut dicontoh oleh kita semua. Ketika kita mengorbankan sesuatu bagi sesama, maka marilah kita berikan yang terbaik untuk mereka. Kita tak perlu khawatir jika harta yang kita berikan di jalan Allah akan berkurang jumlahnya. Malah sebaliknya, Allah telah berjanji bahwa siapa saja memberikan yang terbaik dari hartanya dalam rangka kepatuhan menjalankan perintah-Nya, maka akan dilipatgandakan dengan jumlah yang tidak terduga-duga bagi siapa saja yang dikehendaki Allah swt. Hal ini ditegaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 261 berbunyi مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ Artinya "Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan harta mereka di jalan Allah adalah dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah terus-menerus melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas karuniaNya laga Maha Mengetahui." اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Ibadah kurban yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as juga memiliki makna ajaran untuk menjunjung tinggi kemanusiaan dalam beragama. Kita perlu merenungkan mengapa Allah swt mengganti Nabi Ismail as dengan seekor domba. Hal ini mengandung hikmah di antaranya tidak diperbolehkannya mengorbankan dan meneteskan darah manusia. Penggantian “objek kurban” dari manusia ke binatang juga mengandung makna bahwa manusia memiliki hak untuk hidup di dunia. Siapa pun atas nama apa pun tidak boleh menghilangkannya. Dalam konteks kekinian, kita harus menjunjung tinggi hak asasi manusia yakni hak untuk hidup, mendapatkan kesehatan, dan terjaga keselamatan jiwanya. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga mereda, kita tidak boleh egois dan abai sehingga menjadikan orang lain celaka. Penerapan protokol kesehatan sebagai ikhtiar terhindar dari Covid-19 harus ditegakkan bersama. Tidak bisa hanya dilakukan oleh sebagian orang saja. Kedisiplinan kita dalam menjaga diri, yang dimulai dari diri sendiri, akan berdampak kepada keselamatan orang lain sehingga kemanusiaan pun bisa kita junjung tinggi. Allah swt berfirman dalam QS Al Maidah ayat 32 مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا Artinya “Barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia.” اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah swt, Demikianlah hikmah kurban yang merupakan wujud pengorbanan kita dalam rangka menjunjung tinggi kemanusiaan. Semoga kita akan menjadi sosok yang membawa kemaslahatan bagi sesama dan kehidupan kita senantiasa mendapatkan ridha dan keberkahan dari Allah swt. Amin بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah II اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung
5Khutbah Idul Adha: Keteladan dan Pengorbanan Para Nabi — Khutbah Idul Adha untuk Khutbah di Rumah atau di Tempat Terbuka Kecil di Sekitar Rumah.Berdasarkan himbauan PP Muhammadiyah pada masa pandemi ini untuk daerah yang masih merah atau yang masih banyak korban covid-19 untuk tidak melaksanakan sholat ied di lapangan sebagai mana biasanya.
Danlebih lanjut beliau bersabda: "Kematian adalah suatu perkara yang menyedihkan dan dahsyat, sebab itu, apabila kamu melihat iring-iringan jenazah berlalu, kamu seharusnya berdiri sebagai suatu hadiah penghormatan". Khutbah Idul Adha: 6 Keteladanan Keluarga Nabi Ibrahim. 2. Khutbah Idul Adha: Hikayat Nabi Ibrahim dalam Haji dan Kurban. 3.
. ovw6fk0sze.pages.dev/399ovw6fk0sze.pages.dev/20ovw6fk0sze.pages.dev/926ovw6fk0sze.pages.dev/603ovw6fk0sze.pages.dev/228ovw6fk0sze.pages.dev/830ovw6fk0sze.pages.dev/923ovw6fk0sze.pages.dev/984ovw6fk0sze.pages.dev/612ovw6fk0sze.pages.dev/776ovw6fk0sze.pages.dev/214ovw6fk0sze.pages.dev/362ovw6fk0sze.pages.dev/802ovw6fk0sze.pages.dev/252ovw6fk0sze.pages.dev/684
khutbah idul adha yang menyedihkan